Penyelenggaraan SeaGames ternyata tak hanya bersemangat Nasionalisme, tetapi dibawa kedalam ajang gengsi dan Etnosentrisme. Dikhawatirkannya, semangat nasionalis kebablasan yang sering diwujudkan oleh bangsa kita dapat berakibat pandangan buruk dan perspektif negatif negara lain terhadap Indonesia. Ulah Suporter yang sering melecehkan negara lain saat pertandingan, misalnya menyoraki "Sorakan penghinaan" pemain atau kadang mengejek Lagu bangsa lain di arena sebenarnya sangat disayangkan. Itu merupakan sikap buruk yang seharusnya tak boleh di tunjukkan oleh Bangsa yang santun.
Lebih disayangkan lagi beberapa media terkesan memprovokasi sebuah berita olahraga menjadi isu panas yang ingin diglindingkan kepada masyarakat seperti bola salju. Salah satu contoh yang saya ambil adalah MetroTv. Menjelang pertandingan Grup A Sepak Bola Sea Games antara Indonesia Vs Malaysia, MetroTv membuat sebuah liputan prapertandingan, yang menghadirkan beberapa tokoh. Namun yang sangat tidak etis dalam penyangan tersebut ada dua hal,
Pertama, "Judul"
Dalam tayangan ini jelas diberi judul "Dukung Garuda Ganyang Malaysia", judul itu sangat provokatif, mengesankan bahwa pertandingan bola = perang.
Padahal seharusnya MetroTv tau, media mereka saat ini bukan hanya ditonton oleh warga indonesia saja, saat ini sedang di laksanakan SeaGames yang merupakan ajang olahraga terbesar seAsia Tenggara, juga KTT ASEAN di Bali. Banyak mata akan tertuju pada Indonesia.
Padahal Indonesia sedang membangun citra yang baik sebagai pemimpin dan contoh baik di negara ASEAN.
Rasanya judul tersebut tak layak dan tak santun dikeluarkan oleh sebuah lembaga Media besar seperti MetroTv.
Kedua, "Gambar Latar"
Sedikit lucu memang, jika gambar latar pada berita tersebut bukan menggambarkan burung Garuda Pancasila yang menjadi lambang negara Indonesia. Melainkan gambar cover film "Paksa wayu", film Thailand garapan Monthon Arayangkoon. Secara umum film ini juga dikenal dengan nama"Garuda". Coba Bandingkan beberapa gambar dibawah ini
jika diperhatikan dengan seksama latar dalam seting tayangan MetroTv ternyata mengambil cover film Paksa wayu yang telah diediting seperlunya.
Hal ini justru hanya ingin menunjukan sikap provokatif, tanpa mengindahkan nilai Nasionalis, karena malah menggunkan latar film Thailand dan bukan Indonesia.
Perlu diketahui bahwa film Paksa wayu justru menggambarkan makhluk Mitologi bernama "Garuda", adalah sosok Monster burung yang meneror seluruh kota Bangkok, hal ini justru menambah label buruk dalam sudut pandang Semiotika saya.
Namun, provokatif media dan suporter belum tentu memberikan apa yang diharapkan sebenarnya. Pada laga Indonesia Vs Malaysia di Grup A (kamis, 17-11-2011) memberikan hasil yang sangat memukul pendukung TimNas, Indonesia harus kalah satu Gol tanpa balas dari Harimau Malaya.
Mungkin ini saatnya media harus belajar dari sejarah, dan membuat tayangan yang bertanggung jawab terhadap moral bangsa.
Kita masih akan bertanding lagi, masih banyak yang akan kita lalui. Terlalu dungu rasanya, jika kita malah terjatuh dalam provokasi-provokasi yang kita buat sendiri.
#AyoIndonesiaBisa
Lebih disayangkan lagi beberapa media terkesan memprovokasi sebuah berita olahraga menjadi isu panas yang ingin diglindingkan kepada masyarakat seperti bola salju. Salah satu contoh yang saya ambil adalah MetroTv. Menjelang pertandingan Grup A Sepak Bola Sea Games antara Indonesia Vs Malaysia, MetroTv membuat sebuah liputan prapertandingan, yang menghadirkan beberapa tokoh. Namun yang sangat tidak etis dalam penyangan tersebut ada dua hal,
Pertama, "Judul"
Dalam tayangan ini jelas diberi judul "Dukung Garuda Ganyang Malaysia", judul itu sangat provokatif, mengesankan bahwa pertandingan bola = perang.
Padahal seharusnya MetroTv tau, media mereka saat ini bukan hanya ditonton oleh warga indonesia saja, saat ini sedang di laksanakan SeaGames yang merupakan ajang olahraga terbesar seAsia Tenggara, juga KTT ASEAN di Bali. Banyak mata akan tertuju pada Indonesia.
Padahal Indonesia sedang membangun citra yang baik sebagai pemimpin dan contoh baik di negara ASEAN.
Rasanya judul tersebut tak layak dan tak santun dikeluarkan oleh sebuah lembaga Media besar seperti MetroTv.
Kedua, "Gambar Latar"
Sedikit lucu memang, jika gambar latar pada berita tersebut bukan menggambarkan burung Garuda Pancasila yang menjadi lambang negara Indonesia. Melainkan gambar cover film "Paksa wayu", film Thailand garapan Monthon Arayangkoon. Secara umum film ini juga dikenal dengan nama"Garuda". Coba Bandingkan beberapa gambar dibawah ini
jika diperhatikan dengan seksama latar dalam seting tayangan MetroTv ternyata mengambil cover film Paksa wayu yang telah diediting seperlunya.
Hal ini justru hanya ingin menunjukan sikap provokatif, tanpa mengindahkan nilai Nasionalis, karena malah menggunkan latar film Thailand dan bukan Indonesia.
Perlu diketahui bahwa film Paksa wayu justru menggambarkan makhluk Mitologi bernama "Garuda", adalah sosok Monster burung yang meneror seluruh kota Bangkok, hal ini justru menambah label buruk dalam sudut pandang Semiotika saya.
Namun, provokatif media dan suporter belum tentu memberikan apa yang diharapkan sebenarnya. Pada laga Indonesia Vs Malaysia di Grup A (kamis, 17-11-2011) memberikan hasil yang sangat memukul pendukung TimNas, Indonesia harus kalah satu Gol tanpa balas dari Harimau Malaya.
Mungkin ini saatnya media harus belajar dari sejarah, dan membuat tayangan yang bertanggung jawab terhadap moral bangsa.
Kita masih akan bertanding lagi, masih banyak yang akan kita lalui. Terlalu dungu rasanya, jika kita malah terjatuh dalam provokasi-provokasi yang kita buat sendiri.
#AyoIndonesiaBisa
No comments:
Post a Comment