Email masuk kepada farleven ketua umum komik sekarang, dia mengatakan bahwa november ini kami akan berangkat ke Pekanbaru Riau untuk mengikuti Musyawarah IMIKI seSumatra.
di Palembang telah saya bayangkan kami akan bertemu dengan Teman teman mahasiswa Komunikasi perwakilan dari berbagai wilayah di sumatra. woow.
Persiapan yang kami lakukan pun sudah jauh jauh hari, Menurut rencana sih perwakilan dari Binadarma ada 5 orang, tapi setelah disetujui pihak Universitas ternyata hanya 2 orang yang diperbolehkan. Sayang sekali kami tidak bisa membawa semangat ngeBolang dengan teman teman lainnya. Mungkin pihak universitas memiliki banyak pertimbangan, salah satunya dana, yaaa pasti itu dipertimbangkan , buktinya tiap orang dari kami berdua ini hanya mendapatkan 450ribu 100 ribu untuk registrasi, 300ribu untuk ongkos pulang pergi, dan 50ribu untuk uang saku. weleh, perhitungan yang aneh ya, lihat bagaiaman kami nantinya apakah akan mengelandang di Pekanbaru? wkwkwkwk
Cerita dijalan
Dari jam 10 pagi kami berdua naik Bus IMI dari Palembang, Bus seharga 180ribu per orang yang kami pesan memang memiliki fasilitas Ac, tapi saya curiga ada yang gak beres dengan ac itu, udara yang keluar hanya hembusan seperti kipas angin tapi justru kadang terasa panas, Untung sekali saya duduk di bangku no 4 didekat pintu, pintu bus kurang rapat, sehingga angin dari luar pun masih terasa genit mengelus elus ketiak kiriku. hahaha, di perjalanan(mungkin masih di MUBA) saya melihat sebuah bus yang lebih besar dari yang saya naiki hancur di bagian depan.
Bus itu diparkirkan didepan salah satu rumah makan, membuat saya membayangkan hal hal yang mengerikan nantinya di jalan. Di tengah perjalanan si Sopir menghentikan busnya dan tanya tanya penumpang yang lain apakah ac nya nyala atau enggak. Sebagian besar penempang keluar dari bus untuk menghindari udara yang panas dan sumpek.
Saya masih saja duduk di bangku no 4. si Sopir dan kernetnya membuka salah mesin bagian dalam bus
ketika melihat isi dalam mesin itu saya teringat beberapa belas tahun silam, saat saya masih kecil berumur sekitar 1,5 tahun, dalam perjalanan Jawa-palembang, bus yang kami tumpangi mengalamai kecelakan didaerah Sukamandi Jawabarat , saat itu saya tertidur, dan tidak ingat banyak, yang saya ingat adalah kaki saya masuk dan terjepit diselah selah mesin itu.Menangis, ya namanya masuk mesin, sakit, dan panas, lagian ku juga masih kecil wajar dong. wkwkwkwk
Belantara Jambi membuat tegang perjalanan saya, jalan yang berbukit bukit dan berkelok kelok, kadang sangat curam, rasanya seperti naik roller coster buatan tarzannnn.. emang tarzan pernah buat rollercoster.??
Di malam harinya teman seperjalanan saya ini Farleven, mengatakan ingin muntah, gilaaa kami masuk angin diperjalanan. apalagi sela sela pintu yang tadi lembut romantis menerpa sebagian tubuhku kini menjadi daging es keliling.
untunglah pukul 12 malam bus berhenti disalah satu rumah makan, kesempatan itu tidak saya sia siakan untuk membeli tolak angin cair yang saya percaya mampu untuk mengatasi masuk angin,, ceilleeeeee iklan.. wkwkwk
Kamis 25 November 2010 jam 8 pagi, Bus yang saya tumpangi ini sampai di Pekanbaru, di PO IMI fatwa sakti jalan serengka II,
dan Yusuf dari Universitas riau menjemput kami dan mengantar ke Bapelkes Balai pelatihan kesehatan di jalan H Soebratas didaerah Panam . Disinilah untuk beberapa hari kami tinggal dan tidur di Pekanbaru.
ini dia foto kamar yang kami tempati selama 3,5 hari
kamar no 121 tempat kami berhibernasi |
Fasilitas yang kami peroleh disini ada, 3 buat tempat tidur yang kami pake ber empat, ada dua lemari dan meja belajarnya juga. sebuah TV ukuran 14 inci, kamar mandi , dan ada Ac nya, maklum Pekanbaru cukup panas. Nah untuk kalian yang butuh info penginapan di Pekanbaru, tempat ini bisa jadi salah satu alternatifnya nih,menurut info yang saya dapat Gedung dan ruangan-ruangan ini bisa kita sewa, untuk satu kamar biayanya sekitar Rp 75.000/perhari.
Tenang, teman seperjalanan saya ini bukan sedang gila, tapi lagi nelpon..hahaha
Sore pukul 5, kami sempatkan mengunjungi pasar didekat tempat kami menginap ini, dan layaknya reporter salah satu TV kami petakilan ngoceh didepan kamera(tunggu aja deh di youtube),, ehhh enggak ding, hanya farleven yang petakilan itu..
Toko yang kami tuju pertama kali adalah tempat fotocopy karena salah satu registrasi belum kami penuhi yaitu fotocopy KTM itu. Disana saya melihat hal yang menarik yang bisa saya bawa sebagai oleh oleh dari pekanbaru, apa itu ???? Koran,
ya koran ini terpajang di ruko fotocopy itu. melihat headline nya saja saya merasa tertarik untuk membelinya. Tulisan tulisan dan foto-foto yang disajikan dikoran itu sendiri tidak memenuhi kaidah jurnalistik yang baik, saya rasa ini koran lokal dengan gaya pasar, yang mengingatkan saya dengan salah satu koran lokal palembang dahulu. Palembang pos kalo gak salah, yang dahulu menampilkan berita yang fulgar, dan rubrik mistis. hahahaha
Dalam setiap perjalanan saya selalu berpikir apa oleh oleh yang saya berikan kepada mereka yang saya tinggalkan di palembang? makanya saya menanyakan kepada penjaga toko apa oleh-oleh khas pekanbaru, ehh kok dia bingung, dan jawab Duren.????? Palembang sih sekarang lagi musim Duren.
Sedikit nganar kami menyebrang jalan dan menjumpai pasar malam, maksudnya memang pasar yang buka pada malam hari. Disana saa membeli beberapa buah gantungan kunci, ya saya fikir ini khas, walhal ketika saya perhatikan lagi gambar di gantungan kunci lonceng itu gambar rumah gadang, alias rumah khas daerah Padang, bukan pekanbaru, wkwkwkwk
ketika dari kejauhan melihat deretan tas yang unik dan menarik saya teringat ibu, mungkin dia suka, tapi ketika saya melihat lebih dekat rasanya saya mengenalnya.Beberapa kerajinan yang di jajakan adalah kerajinan khas Jogjakarta, dan ternyata benar, ketika saya tanya barang ini datangnya dari mana. Si penjual jujur menjawab, dari jawa, wkwkwk maaf gak jadi beli, saya pun orang jawa. Saya ingin membeli apa yang khas dari kota ini, ya mungkin atap rumah nya kali ya bagus amat sih rumah khas pekanbaru.
Kriuk kriuk, perut kami berdua laper, eh ada yang jual nasi goreng khas minang, (sebagai penjelasan: perasaan selama di Pekanbaru kami makan makanan khas minang terus)
Usai maghrib kami berdua kembali keistana, ehh asrama, dan disana saya mulai mendapat teman teman baru, ada yang dari riau, dan Bengkulu. teman teman dari Bengkulu berjumlah 6 orang 5 laki laki dan 1 perempuan. walau dahulu Bengkul dan Palembang pernah tidur dalam satu provinsi, tetapi saya merasa bahasa dan dialek yang teman teman Bengkulu pakai sangat menarik, bahasanya terdengar unik. Saya dibuat terpingkal pingkal mendengar cerita mereka. Mulai dari temannya yang kurupsi, hingga mereka yang pura pura menjadi juri lomba band ketika mengadakan acara di sebuah Mall yang menghadirkan band Armada di Bengkulu.
Hari itu rencananya dari jam 8-10 malam ada kegiatan Silahturahmi dan Makan Malam bersama dengan Petinggi universitas2 di Riau, Alumni IMIKI, Panitia dan Peserta Muswil. tapi ternyata gak jadi, dan diganti dengan makan malam bersama, padahal dengar dengar kami juga bakal makan malam bersama pemerintah Daerah Pekanbaru. hmmm sayang sekali ya.. tapi gak papa, diganti dengan tetep makan juga. hahahaha.
Cerita Bersambung