saat aku menyakiti seseorang, sessungguhnya aku menyakiti diriku sendiri. saat aku telah membohongi seseorang, sesungguhnya aku telah dibohongi diri sendiri.
Aku tau, paku yang menancap memang bisa dicabut, tapi tak bisa mengobati luka di dinding.
Aku tau setitik sianida mampu membunuh didalam secangkir kopi manis.
Tak perlu pedang untuk menebas leher.
tak perlu sebuah belati untuk membuat luka menganga di hati.
lalu,
Bagaimana bisa aku biasa, saat perih yg kau rasa ialah dosa bagi-ku.
Tangismu juga tangisku. meskipun aku yg menancapkannya pas dihatimu.
Namun kadang kesalahan hadir seperti jalan takdir.membuat ku tak tahu itu hina dimatamu.
tapi luka adalah luka.maaf pun hanya wirid doa.
Catatan untuk ku dan seseorang