Saturday, August 18, 2012

Harmonisasi Kemenangan

Jumat, 17 Agustus 2012 ini hari kemerdekaan bagi rakyat Indonesia, tepat di bulan Ramadhan. spirit yang muncul bertambah, mengingat ditahun 1945, Proklamasi dibacakan di hari Jumat di bulan Ramadhan juga.

Dan hari ini Hari Raya, dari pagi bunyi takbir berkumandang bersahut-sahutan,terdengar disetiap penjuru desa dan kota hingga matahari tinggi.

Setiap warga muslim keluar rumah, berjalan menyusuri jalan menuju Masjid-masjid dan Mushola (Lapangan yang Luas), Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar Lailaha ilallah huwallahua akbar, Allahuakbar walillahilhamdu.

Sepulangnya dari Sholat Ied, Lonceng Kebaktian dibunyikan,Halelujah ( Puji Tuhan ) kita akan berpapasan dengan umat nasrani, mereka menyapa, dan kita membalas salamnya, senyum.
Itu bisa terjadi dijalan-jalan desa dan kota, dan lihatlah sambutan lambaian Bendera Merah Putih. terus melambai, harmonis sekali dibayangkan. Inilah Indonesia, negeri yang semua rakyatnya berdoa terhadap Allah akan keharmonisan. Amin

Friday, August 3, 2012

Logo Hut RI 67


Baca Artikel Sebelumnya, disini

Thursday, August 2, 2012

Jangan Klaim Atlet Asing

Masihkah ada peluang Indonesia untuk mendapat medali emas olympiade? tradisi emas olympiade akankah berhenti? Sedihkah indonesia?
Saya kesel, jujur kesel sama berita di TV, dan media berita online. apalagi pasca didiskualifikasinya atlet ganda putri kita di cabang bulu tangkis. seolah media mempecundangi negerinya sendiri.

Bermula dari diskualifikasi, media seolah menunjukkan bahwa ganda campuran kita bermain curang. Noo, bukan curang itu strategi mereka. mereka disini pun bukan hanya pemain, melainkan instruktur dan pelatih, bahkan menurut saya, justru saya merasa, bahwa Greysiana Poli dan Meiliana Jauhari siap untuk menghadapi lawan sekuat apapun meski mereka kemungkinan akan kalah. yang menjadi masalah justru sistem pertandingannya, yang membuat atlet terpaksa harus kelelahan. Saya tetap mengharapkan Greysiana Poli dan Meiliana Jauhari tetap semangat, dan terus berprestasi.

Hingga tulisan ini diturunkan Indonesia berada di posisi ke 29 dengan perolehan 1 medali perak, dan 1 medali perunggu. Emas? ya sekali lagi media seolah mendramatisir berita dan mempecundangi kita semua, dengan deadline, Berhentinya tradisi emas.

Lebih parahnya lagi, pagi ini ada tweet dari salah satu media tv dan online indonesia

 Perenang tersebut adalah Ranomi Kromowidjojo, sebuah nama yang indentik sekali dengan nama Indonesia, ups maaf nama jawa, seperti nama saya juga. Ranomi sendiri bukanlah keturunan Indonesia, melainkan keturunan Jawa Suriname.
Tapi Jawa loh bung, Jawa, !!!? (saya harap ada yang nanya seperti itu)
Terus orang Jawa harus bilang Wow ! ? gitu? :p

Jawa Suriname bukanlah Jawa Indonesia, om media, harusnya bisa ngebedain dong. Indonesia itu baru diakui jadi satu negara tahun 1945,umurnya baru 67 tahun. Imigran Jawa telah datang ke Suriname dari 1880an, saat itu merupakan daerah kekuasaan Belanda. dan dimerdekakan dari Belanda tahun 1975.

Orang jawa di suriname, mengakui bahwa mereka adalah orang jawa, tapi bukan orang indonesia tentunya. Itu pula mengapa Suriname pun mengklaim batik, dengan label Batik Jawa Suriname dan lebih dikenal sebagai Batik Suriname,dan hal itu telah terdaftar di UNESCO, sama seperti Indonesia, dan Malaysia

Dan sayangnya, media kok ngeklaim Ranomi sebagai keturunan Indonesia, alhasil banyak orang menyayangkan kenapa Ranomi justru membela Belanda di Olympiade sehingga mendapatkan Emas.
Menurut saya tidak ada yang disayangkan dan tidak ada yang harus dibanggakan bagi kita sebagai orang Indonesia atas kemenangan Ranomi,Hubungan Ranomi dan Indonesia tak ubahnya seperti hubungan Republik Rakyat China dengan Susi Susanti (Wan Lian) Atlet Bulu Tangkis Senior Indonesia yang telah mengharumkan nama Indonesia dikancah dunia
Hanya saja, Ranomi dan  banyak atlet lainnya sangat menginspirasi kita, bahwa siapapun mereka, apa latar belakang bangsa, negara, ras, maupun agamanya sama-sama memiliki peluang untuk menjadi yang terbaik, dan sang juara.