Bus Rapid Transit di Indonesia memang masih dinilai kurang ideal, masih banyak kekurangan disana sini. Di Indonesia sendiri tercatat ada 10 BRT di beberapa kota besar seperti TransJakarta, Batik Solo Trans, TransSemarang, TransJogja, Trans Metro Bandung, Medan BRTS, Surabaya BRTS, Trans Metro Pekanbaru, Trans Pakuan (Bogor), dan TransMusi
Masalah yang sering di terima pengguna BRT adalah mengenai waktu tiba, dan lama perjalanan. Padahal BRT sangat diharapkan membantu warga dalam comuter sehari hari.agar lebih aman nyaman dan seperti namanya Rapid=cepat.
Di Palembang sendiri TransMusi memiliki masalah yang sama. waktu menunggu yang dinilai cukup lama terkadang hingga 20 menit bahkan lebih. dan hal ini cukup menjengkelkan. Transportasi unggulan ini pun kerap di caci maki.
Padahal, Warga kini mengalami dilematis kronis transportasi. Menggunakan kendaraan pribadi penuh resiko, biaya yang mahal, dan menjadi penyebab kemacetan dikota kota besar,transportasi umum yang kerap ugal-ugalan, dan kriminalitas diatas angkutan umum yang setiap hari ada-ada saja. memilih BRT justru akan dimakan waktu.
Mengharapkan pemerintah untuk bertindak memang sah-sah saja, tapi kita tidak bisa mengharap lebih. Karena mereka yang duduk dan mengatur transportasi belum tentu menggunakan transportasi itu seperti kita. Saya 99% yakin walikota atau kepala DisHub tidak naik transportasi umum seperti bus, angkot atau BRT menuju tempat kerjanya. Mereka yang mengatur transportasi dan memberi kebijakan transportasi tidak merasakan apa yang kita rasakan saat ini. Menunggu terlalu lama di halte, berhimpit-himpitan, atau ditodong didalam bus kota.
Yang bisa kita lakukan adalah membuat sebuah usaha bersama menanggulangi ini semua.
Lalu bagaiamana caranya?
Social Media seperti Twitter.
ya, anggap ini seperti informasi kedatangan, radio telekomunikasi yang menghubungkan antara para pengguna BRT. media ini akan lebih murah ketimbang mereka harus memasang radio disetiap halte atau memasang peta GPS yang mahal.
Sebagai contoh.
Tweps bisa memberi Hastag #TransMusi atau kata unik lainnya yang bisa menginformasikan tweps lainnya tentang kondisi transmusi yang mereka naiki saat ini
pada mesin Search Twitter kita bisa mencari kata Transmusi maka kita bisa melihat ratusan tweps mengenai transmusi, walau cara ini kita pun harus pintar-pintar memilah informasi yang tepat.
Ya, cara ini mungkin akan berhasil jika kita semua bisa bijak, dan tidak pelit memberi informasi.Dan akan lebih baik jika pramugara di TransMusi sendiri yang memberi informasi lewat twitter.
Dengan begitu masyarakat yang ingin menggunakan transportasi BRT akan lebih Sabar menunggu, atau memiliki persiapan waktu.
Potensi Twitter sebagai sosial media pemantau transportasi (transmusi)cukup besar, perkiraan saya lebih dari 16ribu pengguna twiter adalah orang palembang. ini dilihat dari jumlah folower akun-akun yang beridentik nama palembang seperti @PalembangTweet atau @infopalembang yang memiliki jumlah pengikut lebih dari 16ribu.
Padahal, Warga kini mengalami dilematis kronis transportasi. Menggunakan kendaraan pribadi penuh resiko, biaya yang mahal, dan menjadi penyebab kemacetan dikota kota besar,transportasi umum yang kerap ugal-ugalan, dan kriminalitas diatas angkutan umum yang setiap hari ada-ada saja. memilih BRT justru akan dimakan waktu.
Mengharapkan pemerintah untuk bertindak memang sah-sah saja, tapi kita tidak bisa mengharap lebih. Karena mereka yang duduk dan mengatur transportasi belum tentu menggunakan transportasi itu seperti kita. Saya 99% yakin walikota atau kepala DisHub tidak naik transportasi umum seperti bus, angkot atau BRT menuju tempat kerjanya. Mereka yang mengatur transportasi dan memberi kebijakan transportasi tidak merasakan apa yang kita rasakan saat ini. Menunggu terlalu lama di halte, berhimpit-himpitan, atau ditodong didalam bus kota.
Yang bisa kita lakukan adalah membuat sebuah usaha bersama menanggulangi ini semua.
Lalu bagaiamana caranya?
Social Media seperti Twitter.
ya, anggap ini seperti informasi kedatangan, radio telekomunikasi yang menghubungkan antara para pengguna BRT. media ini akan lebih murah ketimbang mereka harus memasang radio disetiap halte atau memasang peta GPS yang mahal.
Sebagai contoh.
Tweps bisa memberi Hastag #TransMusi atau kata unik lainnya yang bisa menginformasikan tweps lainnya tentang kondisi transmusi yang mereka naiki saat ini
pada mesin Search Twitter kita bisa mencari kata Transmusi maka kita bisa melihat ratusan tweps mengenai transmusi, walau cara ini kita pun harus pintar-pintar memilah informasi yang tepat.
Ya, cara ini mungkin akan berhasil jika kita semua bisa bijak, dan tidak pelit memberi informasi.Dan akan lebih baik jika pramugara di TransMusi sendiri yang memberi informasi lewat twitter.
Dengan begitu masyarakat yang ingin menggunakan transportasi BRT akan lebih Sabar menunggu, atau memiliki persiapan waktu.
Potensi Twitter sebagai sosial media pemantau transportasi (transmusi)cukup besar, perkiraan saya lebih dari 16ribu pengguna twiter adalah orang palembang. ini dilihat dari jumlah folower akun-akun yang beridentik nama palembang seperti @PalembangTweet atau @infopalembang yang memiliki jumlah pengikut lebih dari 16ribu.