Kali ini perjalanan saya tak sendiri untuk ngebolang, Saya di temeni oleh dua orang partner, yaitu Farleven dan Cy Khenta.
Misi Kami saat ini adalah KOMIK go Nasional dengan menghadiri Musyawarah Nasional Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.
Perjalanan dimulai hari selasa 24 mei,Start keberangkatan dari terminal Kertapati naik Kereta api ekonomi kelas 3. selama kurang lebih sekitar 10 jam perjalanan Menuju terminal Tanjung Karang. Dengan Harga tiket Rp 15.000,- kami duduk di bangku 18A,B,dan C. Selama perjalanan kegiatan diisi dengan ngobrol ringan hingga berat, dari saling ngejek, sampai membahas hal yang serius. Tidur, dan Makan.
Perjalanan ini merupakan perjalan terkere/Paling melarat saya selama melakukan perjalanan. Karena tanpa bantuan dana dari kampus, dan sedikitnya uang tabungan yang kami pakai. Memahami hal itu kami bertekad hemat selama di perjalanan. Salah satunya urusan makan, di Kereta kami hanya membeli dua botol air mineral sedang. dan buah Sawo 4 biji. Untungnya Ibu telah membuatkan Nasi gurih, dan Omlet.
Tips : bawa makanan dari rumah, untuk orang indonesia, bawa nasi. tetapi sebelum dibungkus, biarkan uap dari nasi itu keluar hingga agak dingin. hal ini agar bungkusan nasi tidak banyak uap, dan menyebabkan nasi lebih cepat basi. Meski, kami sedikit jajan selama perjalanan, tetapi kehadiran pengamen yang terkesan (ngemis dan memaksa) membuat pengeluaran jajan lebih kecil dari pada ongkos jajan.
Tips : Sediakan uang receh/pecahan kecil. karena di kereta akan banyak Pengamen. Anda bisa saja menolak untuk memberikan uang anda kepada si pengamen, tetapi kadang mereka sangat pintar membuat anda mau merogoh kantong.sekitar pukul 8 malam lebih kereta yang kami naiki tiba di terminal Tanjung Karang Lampung, Setelah beristirahat sejenak di Mushola yang tersedia di ujung stasiun bagian dalam. Akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan travel. Ongkos travel kali ini lebih murah ketimbang beberapa bulan lalu. Dengan Rp 25.000,- kami diantar ke Pelabuhan Bakauheni. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam lebih.Menggunakan mobil kijang.
.Pukul 2 Pagi kami muali menybarang ke merak dengan menggunkana kapal feri, Seharga Rp 11.500,-/Orang dewasa.
Setibanya di merak dilanjutkan lagi naik bus Bima Sakti. Seharga 10.000/ orang. Sebenarnya ongkos pasaran bus ini hanya Rp 5.000 sampai terminal disamping untirta. Tetapi mungkin karena kami kelihatan seperti orang baru maka diberi harga lebih.
Kami tiba didepan Kampus Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sekitar pukul 4 dini hari. Tak beberapa lama seorang panitia menjemput kami dan membawa ke ruang PKM (Pusat kegiatan Mahasiswa), disinilah saya menginap sehari. Di PKM sudah ada teman teman dari Bengkulu. dan Makasar. tetapi rasa letih lebih menuntunku untuk tidur meski tanpa selimut.dan hanya beralaskan Hambal/karpet ruangan.
Tersadar dari tidur pukul 10 pagi. beberapa Mahasiswaa dari daerah lain pun ada yang baru datang.
Siang itu suasana sudah rame sekali di Untirta. Dari Anak Komunikasi Untirta pun sedang menggalang aksi pengumpulan dana untuk pendidikan dengan ngamen di jalan dalam Kampus, tak hanya itu mereka pun menyelenggarakan Pameran Fotografi dengan tema "11 Tahun dari Cengkraman Dinasti". Salut untuk mereka yang begitu kritis.
Selain mewawancarai Susa (mahasiswi kordinator pameran yang gayanya Rock n roll abis), kita pun mewawancarai anak-anak dari UKM Belistra(Bengkel Menulis dan Sastra).. alhasil teman-teman Belistra memberikan kepada kami dua buah buku “Mahasiswa Penegak Hak Asasi Manusia (antologi Esai Mahasiswa Indonesia)”. Menarik sekali, buku ini bukan buku yang sembarangan kita beli di toko buku, melainkan buku ini merupakan kumpulan Esai esai yang ditulis mahasiswa diberbagai Penjuru Indonesia saat tahun Rasanya pergi kesuatu daerah tanpa menjelajah sebagian isi kota terasa kurang. Jadi siang itu setelah melihat pameran kami pergi ke pasar didekat situ. Kali ini kami tak hanya bertiga, ada Ibu Negara, itu sebutan saya untuk Etrin Vinanda teman dari bengkulu yang telah saya kenal sejak Muswil di pekanbaru. Saya sebut Ibu negara karena dia Pacaran sama ketua PP IMIKI kang Acep Helmi. hahaha
Ada yang unik dari Banten ini, terutama yang saya lihat di Serang.Jangan hiraukan Trayek angkot disini. Karena bisa jadi tujuan angkot tersebut tidak lah sesuai dengan tulisan di trayeknya. Bahkan seorang Panitia bilang “Angkot disini Demokratis”. Jika ada 5 orang jurusan nya ke A. Dan dua orang jurusannya ke B. Yang ke B harus ngalah turun. Meski trayeknya tertera ke B. Jadi naek angkot disini harus tanya-tanya dulu mau kemana.
Setelah diberi petunjuk oleh teman teman Panitia Untirta. Kami memulai menjelajah secungkil kota serang. Kali ini ke Pasar Ramayanan dan Borobudur. Sebenarnya sih pengennya ke Pasar tradisional. Tapi Ramayanan dan Borobudur merupakan lokasi yang paling dekat dari Untirta dimana kami menginap. Disini agak lucu, Leven beli Sendal baru, Khenta beli Kaos kaki. Dan Ibu negara membeli beberapa Spatu baru. Kalo saya, hmmm beli gelang aja.
Setelah lelah jalan jalan kami pulang ke Untirta, via Angkot.
Melihat lihat suasana kota serang. Kelihatan lagi Keunikan kota ini. Bertebarannya Spanduk, baliho dan banner di kanan kiri jalan, kadang gak beraturan. Sebenarnya sih mengurangi ke Indahan kota ini. Dan coba deh kira kira objek yang suka muncul di spanduk, dan baliho di jalan itu apa??
Yups, Gubernur Banten Ibu Atut. Dimana mana terpampang wajahnya. Bahkan Bus Pemprov Banten pun ada wajahnya. Bus ini lah yang membawa kami dari Untirta ke Rangkasbitung nantinya.
Hari ke 2 (26 mei 2011)
Pukul sekitar Pukul 14:00 Pembukaan Musyawarah Nasional di Gedung B Untirta, acara pembukaan yang paling disenangi peserta adalah sajian kesenian “Debus”. Yups, Banten tidak bisa dilepaskan dari budaya Debus, aksi injak injak beling. Mandi air keras. Memalu Perut. Hingga menggorok leher dengan Parang, ternyata terlihat bukan sesuatu yang mengerikan. Melainkan eksotis dimata para peserta yang sebagian besar berasal dari luar Banten. Termasuk saya.
Pukul 16:00, Para peserta berangkat ke Rangkasbitung dengan 3 bus, satu Bus Untirta, dua bus pemprov. Sekitar pukul 19:00 tiba di Gedung LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Rangkas bitung. Selama beberapa hari kedepan kami akan tinggal disini. Saya dengan 5 orang teman lainnya tinggal di kamar no 112 R.A. Kartini.
Tampaknya para peserta dan Panitia sudah lelah malam itu. Banyak yang enggan masuk ruang sidang. Meski akhirnya berhasil dibujuk juga oleh panitia. Jam 9 malam sidang dimulai. Pimpinan sidang saat itu terlihat sangat lelah. Hujan interupsi justru membuat peserta sangat lelah pada sidang awal pembahasan Tata tertib.
Jumat, 27 Mei 2011. Ini merupakan pembahasan Tata tertib terpanjang yang pernah saya lihat. Hingga pukul 20:00 kami masih saja membahas Tatib. Tetapi hari Jumat ini terasa berbeda dibanding hari jumat yang pernah saya lewati sebelumnya. Dimana kami Sholat Jumat bersama di Masjid kecil di bagian belakang Gedung LPMP ini. Yang membuat berbeda karena kami yang berasal dari daerah-daerah berbeda bisa kumpul dan sholat Jumat bareng di masjid ini.
Pukul 20:00 penyerahan palu sidang kepada pimpinan sidang baru, Leven yang tadinya ogah jadi pimpinan sidang karena ngerasa bakal jadi pimpinan sidang dua, akhirnya mau lagi jadi pimpinan sidang, setelah tak ada yang mau jadi pimpinan sidang. Aksi saling tunjuk pimpinan sidang membuat lebih runyam suasana.
Sabtu, 28 Mei 2011, Pimpinan sidang begitu semangat masuk keruang sidang pagi itu padahal peserta masih banyak yang tidur. Hahaha tetapi hari itu adalah hari sidang yang paling melelahkan. Karena Sidang yang berlangsung dari jam 9 ini berakhir minggu pagi pukul 4. Yang sangat membuat ngantuk. Lelah, dan pusing para peserta. Lalu kenapa sidang berlangsung lama seperti ini? Yaa, politik kepentingan lah. Lucunya sidang ini sangat aneh. Saat sidang beberapa peserta yang bosan memilih untuk foto-foto bersama, ngobrol, Tidur, hingga Jualan Sandal. Hahaha

Hari itu banyak peserta yang merelakan tidak menyaksikan pertandingan Barcelona Vs MU. Padahal wacana Nobar (nonton bareng) sudah buat gila para peserta. Mereka semua rela demi satu kepentingan bersama, Masa depan IMIKI kedepan. Cieeeeee yups, Pengajuan anggota DPA, dan Pemilihan Ketua Umum PP IMIKI baru. Kali ini tidak seperti yang saya dengar sebelumnya dimana beberapa nama calon muncul. Malam itu hanya ada dua calon, Az Rizal dari Pekanbaru, dan Irwan Idris dari Makasar. Hasilnya setelah pemungutan suara Irwan Idris menang, dengan 36 Suara untuknya. 1 Abstain dan dan 14 Suara untuk bang Az Rizal. Selamat untuk Irwan Idris, selamat mengemban tugas, dan tanggung jawab besar.
Minggu, 29 Mei 2011. Karena persidangan baru berakhir Pukul 04:00an. Maka Peserta lebih sulit dibangunkan dari hari sebelumnya. “Kakak, bangun kak, Sarapan” kata kata itu keluar dari mulut panitia yang sabar gedor gedor pintu kamar Peserta. Saya bahkan gak sempat melepas almamter saat tidur.
Sesuai rencana pagi itu kami semua mau diajak jalan jalan ke Pantai Anyer, namun karena sulitnya peserta yang bangun. Maka Baru sekitar pukul 11:00 kami baru berangkat ke pantai Anyer. Nah jalan jalan merupakan salah satu kegiatan yang dinantikan peserta pada umumnya, melepas stress dan penat selama beberapa hari sidang yang melelahkan. Sekitar Pukul 2 sore kami tiba di pantai Anyer. Saya sih gak pengen berenang sebenarnya, pertama karena saya lebih milih foto foto, kedua, males ganti baju, ketiga, Gak Bisa berenang. Hehehe.
Tetapi justru saya berenang, Hal ini terpaksa, karena setelah usai sholat ashar dan kembali ke pantai gadget dan dompet saya di tanggalkan oleh beberapa orang, dan saya diceburin ke air asin itu. Yaudah terlanjur basah, berenang aja meski saya masih pake celana jeans. Hahaha.
Berenang di laut sudah lama banget tidak saya lakukan. Terakhir saat saya masih kecil dan belum sekolah. Selebihnya setiap kali ke pantai hanya duduk duduk aja. Dengan bantuan seluncuran saya beranikan diri maen dan berenang renang di anyer. Hingga ketika saya beranikan diri ke agak kedalam. Untuk mencari ombak yang besar, justru saya terseret agak jauh dari bibir pantai. Saat itu saya sudah gak menginjakkan kaki lagi di pasir, melainkan trumbu karang yang agak tajam. Alias “Saya kelelep” ahahaha. Gak bisa berenang. Saya sempat cemas saat itu. Untuk saja ombaknya gak jahat. Hingga saya berhasil menenangkan diri untuk bergerak mendekati bibir pantai. Selamatttttt
Kejadian itu tidak membuat saya jera. Justru semakin asyik berenang. Hahaha
Satu lagi, hampir seluruh peserta Munas dan panitia basah. Karena diceburin paksa. Hahaha. Satu kenangan lagi yang akan saya kangenin saat di Anyer, Ketika satu persatu Teman teman IMIKI membuat lingkaran Besar dengan bergandeng tangan di Air asin itu. Dan Menyanyikan “Indonesia Raya”. Wah betapa saya merasa di antara keluarga besar.
Usai Isya, setelah membersihkan diri, berganti pakaian, dan Makan diwarung disekitar jalan Anyer. Kami mulai berangkat ke Penginapan Baru di Serang. Di bus yang saya naiki, suasana begitu semarak, terutama ketika sekelompok pengamen naik. Biasanya pengamen hanya akan nyanyi satu lagu saja. Tetapi ini sampai 3 lagu. Hebohnya karena seisi bus pada nyanyi, dan Joget. Hahahaha.
Sekitar pukul 10 malam kami tiba. Sayangnya Saya lupa apa nama gedung itu. Karena sudah lelah, rata rata peserta pada tidur, sebagian ngobrol, atau PDKT dengan yang lainnya.
Satu hal lagi yang menarik, Banyak Cinta Lokasi terjadi saat Munas IMIKI kemaren, Ya, doain aja yang jadian saat Munas, langgeng.... amin. Yang masih PDKT, semoga berhasil. Hahaha.
Senin, 30 Mei 2011. Kami berangkat kembali ke Untirta untuk melanjutan sidang, dan penutupan Munas. Sidang kali ini bahkan lebih panas. Karena beberapa wilayah memiliki kepentingan masing-masing. Puncaknya ketika wilayah 1 diwakili Oleh Rizki Abadi mengajukan Pekanbaru sebagai tuan rumah Munas 1,5 tahun kedepan, kemudian dibalas dengan Wilayah 2 diwakili oleh M.Sabil yang mengajukan Bandung sebagai tuan rumah munas juga. Awalnya Wilayah 1 memberikan jaminan akan membebaskan peserta dari uang registrasi yang saat ini saja Rp 200.000/orang. Namun Wilayah 2 pun ikut ikutan menjamin pembebasan Uang registrasi peserta munas bila munas tahun depan diselenggarakan di Bandung. Pembahasan Tuan rumah munas ini justru lebih banyak Lobi-lobi,
Munas Chaos
Setelah sidang beberapa kali di panding, dan skorsing untuk lobi-lobi itu akhirnya keputusan voting yang sudah diprediksi banyak orang akan menimbulkan perpecahan terlaksana juga. Dari hasil lobi wilayah 4 dan 5 mendukung wilayah 1. Namun ketika voting berjalan semua itu terbalik, Wilayah 3, terutama Jogja yang tadinya mendukung wilayah 2 justru memilih wilayah 1. Wilayah 4 yang tadinya sepakat memberikan suara dan mendukung wilayah 1, justru memilih wilayah 2. Keputusannya di tangan Wilayah 5. Ketika itu Ketua wilayah 5, agak gugup, dan gagap memberikan suara, bahkan kata katanya sangat berbelit belit. Semua Peserta Munas yang hadir disitu menyaksikannya. Ketua Wilayah 5 justru mengembalikan jawaban kepada anggota wilayah 5 “Bagaimana teman-teman kita pilih yang mana?” ucap Pepeng(ketua Wil 5). Saat itu terlihat jelas teman teman wilayah 5 yang duduk pun berdiri sambil mengacungkan Jari telunjuk mengisyaratkan memilih wilayah 1. Namun tepuk tangan kemenangan masih ditahan oleh teman teman dari wilayah 1 menunggu keputusan langsung yang di ucapkan Saudara pepeng, Tetapi tiba-tiba seorang senior dari arah belakang. Berteriak “Apa-Apaan ini!!!!”dilanjutkan dengan kalimat dalam bahasa Makasar yang belakangan kata kata itu berarti “Tunjukkan Keberanianmu...”. Namun tingkah senior itu justru membuat kacau suasana. Dan lebih memanas. Dugaan senior memberikan tekanan kepada wilayah benar benar menyeruak ketika insiden teriaknya seorang senior. Sidang kembali di Skorsing 5 menit. Dan akhirnya ketika Pepeng memberanikan diri bersuara, Keputusan yang keluar dari mulut ketua Wilayah 5 sangat mengecewakan wilayah 1 , karena Wilayah 2 yang akhirnya Pepeng Pilih. Spontan beberapa anggota dari wilayah 1 Mengamuk. Dan membanting kursi. Semua walk out keluar ruangan. “Wilayah 1 kita Balek” ucap Bang Rizki. Wilaya 1 terutama akhrinya membawa semua barang barang mereka dan meninggalkan Untirta tanpa Ketukan Palu Sidang. Beberapa teman-teman dari wilayah lain pun akhirnya memutuskan untuk segera meninggalkan munas, Karena menilai terlalu di politisasi. Saya melihat beberapa teman-teman dari wilayah 1 menangis bersama di depan Gerbang Untirta. Beberapa panitia pun ikut menangis karena kejadian tersebut. Didepan gerbang Untirta kami berpamitan dengan panitia, dan mengucapkan “Maaf”.
Jakarta, merupakan tempat yang akhirnya dituju oleh 18 orang dari wilayah 1. Untuk menyusun rencana dan sikap kedepan. Sekitar pukul 5 sore kami ke Jakarta dengan bus. Pukul 8 malam kami tiba di Mess Pemprov Riau di Daerah Jakarta Barat. Di Jalan beberapa usulan mengenai sikap kedepan, seperti penarikan DPA, dan Sikap Boykot sidang. Sempat saya dengar.
Pada dasarnya teman-teman dari wilayah 1 tidak keberatan munas akan di adakan dimana saja. Namun, sikap dan trik Politik yang dianggap menyingkirkan wilayah 1 dari percaturan nasional lah yang membuat teman teman wilayah 1 berang. Seperti ketika sidang di Rangkasbitung usulan dari wilayah 2, untuk memecah wilayah 1 menjadi beberapa wilayah, dengan pertimbangan luasnya Sumatra namun hanya terdiri dari satu wilayah, sedangkan Jawa terpecah menjadi 3 wilayah. Usulan pemekaran bukan berasal dari internal wilayah 1 melainkan wilayah lain. Kemudian kriteria calon Ketua Umum yang terkesan mengeliminir calon dari wilayah 1.. Keterlibatan Senior yang justru dianggap oleh sebagian peserta mengacaukan persidangan dan memberikan intervensi kepada wilayah. Dan puncaknya adalah insiden saat sidang di Untirta.
Dari apa yang saya lihat ternyata ada benarnya kata Machiaveli, Tidak ada perteman abadi, yang ada hanya kepentingan sejati (dalam politik). Nasionalisme tak ada gunanya bila kepentingan politis kelompok tetap diutamakan. Begitu senangnya bersatu. Namun secepat itu pecah. Sangat disayangkan. Tetapi Chaosnya Munas tak berakhir seburuk itu. Ketika pukul 11 Malam teman teman dari wilayah 2, 3, 4, dan 5 berbondong bondong datang ke Mess untuk segera menyelesaikan perkara dengan cara yang damai.
Setelah berdiskusi, akhirnya sidang dilanjutkan dalam suasa yang berbeda. Palu sidang diganti dengan Botol bekas. Surat surat keputusan pun ditulis dengan tangan di lembaran kertas HVS. Wajah para peserta pun tampak lelah, dan ngantuk sekali. Sidang akhirnya ditutup sekitar pukul 1:40. Saling berjabat tangan dan berpelukan menandai berakhirnya perselisihan secara damai. Ya, tak ada yang lebih indah dari Damai.
Meski, beberapa orang masih tidak puas. Ya, wajar juga. Tembok yang telah di cabuti pakunya, masih akan tetap meninggalkan lubang lubang.
Tetapi yang penting, silahturahmi tetep jalan.]
Ngebolang di Jakarta,
Selasa, 31 mei 2011
Pagi itu semua masih pada tidur, yang bangun lebih pagi hanya saya, dan Habibi (mahasiswa Semester 2 UMRI). Tadinya mau bangunin yang lainnya, tetapi setelah dibanguni masih gak bangun-bangun, saya ajak Habibi jalan jalan aja. Tujuannya Jalan jalan ke Monas. Yaa, beberapa kali jalan jalan di Jakarta, ternyata monas belum pernah kami singgahi berdua. Biasanya saya lebih senang naik busway, tetapi kali ini untuk menuju monas, kami berdua naik kopaja dua kali dari Mess.
Puas berjalan jalan di Monas, kami berdua pulang. Apalagi beberapa teman-teman nyariin kami berdua, dan telpon. Ya, besarnya jakarta khawatir kami tersesat kale.. hahaha. Nah, kembali kepada transportasi andalan. Busway jadi pilihan kami untuk kembali ke Mess. Meski agak lelah ketika transit di Benhil dan harus melewati tangga yang jauh ke daerah Polda.
Setibanya di Mess, kami mandi. Maklum tadi pagi baru bangun Cuma cuci muka dah jalan jalan. Usai berganti pakaian, Bang Jack mengajak kami ke Senayan. Wow, kesempatan juga tuh.
Rame rame ke Senayan, meski rame rame gini, Pamdal (Pengamanan Dalam) MPR DPR, tidak mencurigai kami akan demonstrasi karena penampilan kami, gak kayak demonstran. Hahaha
Beberapa diantara kalian mungkin akan bertanya-tanya untuk apa ke Senayan?
Jawabanya: minta duit sama bapak kami. Hehehe
Yups, kami menemui seorang politisi dari PPP dari Riau, untuk meminta bantuan. Karena di Jakarta ini “Kami sudah Sekarat”. Hehehe, ternyata anggota DPR ini baik juga. Kami di berikan bantuan satu juta cash tunai.(inspirasi buat glandangan seperti kami)
Setelah itu, teman-teman yang cewek dari Pekanbaru segera ke Bandara untuk langsung pulang. Hingga pukul 16:30 kami masih ada di Senayan. Boring nunggu jemputan. Kami (tinggal berdelapan) memutuskan untuk jalan jalan aja. Kali itu Blok M. Jadi lokasi belanja. Ya, yang banya duit belanja, yang gak ada duit, gigit jari. Hahaha
Rata rata mereka pada beli pakaian, ada yang untuk oleh-oleh, ada juga yang untuk ganti. Bang Hari lain lagi, di Blok M dia ngebet banget mau segera membeli Kamera DSLR baru. Hahaha Khenta, yang ngebet punya kacamata bulat kayak di pake Ozzy Osborn. Saya hmm ada simpenan duit. Saya beli Knuckle brash untuk perlindungan diri. Wkwkwkw
Capek keliling Blok M. Kami pulang dengan Kelaperan. hahaha
Rabu, 1 Juni 2011
hari nasional nih.. Tapi ini lah hari kepulangan kami ke pangkuan ibu pertiwi.. halaaahh..ke pangkuan mak ee..udah puas lah jalan jalan sama ibu Tiri.
Alhamdulillah kami diberi bantuan dari teman-teman, akhirnya kami bisa punya ongkos untuk pulang, meski harus nyetop Bus di depan terminal alias ilegal. Ya, karena tanpa tiket. harganya agak miring. kami bertiga hanya ditarik ongkos Rp 250,ribu untuk tiga bangku kecil Bus IMI.
Kamis, 2 Juni 2011
Sampai di Palembang dengan tidak kurang sesuatu apapun kecuali gak punya uang. wkwkwkwk