INDONESIA MALAYSIA MAIN SABUNG AYAM
Akhir akhir ini hubungan Indonesia dan Malaysia semakin memanas, Pasalnya adalah masalah-masalah klasik, soal seni budaya,TKI, Pulau Terluar, dan saling ejek, mungkin disini saya akan lebih fokus dalam hal seni budaya.
Dalam kasus seperti ini saya analogikan sebagai SABUNG AYAM, antara
Pada mulanya(akhir-akhir ini )Tari pendet di klaim Malaysia, sebelunya Wayang, Batik,lagu, Reog, angklung, Rendang padang, kemudian penyiksaan TKI. Saya rasa
Salah Paham, Paham Yang Salah
1. Nasionalisme
Cinta tanah air dan tanah kelahiran adalah suatu hal yang manusiawi,tapi ketika kita sendiri terpecah karena nasionalisme , itulah kesalahannya, Rasullullah bisa mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshor. Bangsa cina juga mencintai dimana ia berada mau dia di Indonesia, Malaysia, India, amerika, pasti dia mengaku sebagai bangsa itu, dan juga mencintai masyarakatnya, Musa bias membebaskan budak dari mesir ketanah mereka yang baru, tapi coba bayangkan Indonesia dengan Malaysia itu berSaudara serumpun, sama-sama negeri yang bermayoritas Islam(ukhuwah islamiyah)punya keserupaan budaya, bahasa yang berakar sama, tapi karena masalah ini kita anggap mereka musuh, mari berpikir objektif dan bukan subjektif, hal ini mungkin akan dimurkai tuhan,
Seharusnya kita bias memamandang manusia sebagai manusia sama seperti kita, gak semua orang
2. Seni budaya
Saya merasa aneh sebagai Putra Ibu Pertiwi
Jadi apa saja product budaya
Kita tahu jika suatu etnik tinggal disuatu tempat, pasti mereka akan menjaga identitas mereka, akan tetap melestarikan budaya nenek moyang mereka kecuali jika mereka telah menjadi masyarakat non clan identity dan manusia yang hilang identitas rasialnya. Seprti itu juga yang terjadi dengan barongsai, tari pendet, dan reog Ponorogo. Bahkan jika budaya itu hidup dan berkembang di Negara lain, baguskan (kabarnya musik dandut mulai digandrungi di Amerika, seneng nggak,,), itu artinya budaya kita di apresiasi dengan baik disana.
Saya merasa sedih saat ini, ketika pemudanya mulai lupa dengan budaya sendiri, Lihat warisan Agung Budaya jawa”Wayang” sekarang pertunjukan wayang sudah jarang kita saksikan di Televisi, jika ada di TVRI, siapa yang mau Nonton hah??dalangnya??atw Sindennya? Padahal sudah ada translate dari bahasa jawa ke bahasa
Sebaliknya saya merasa di hargai ketika saya search di wikipedia, dan mencari kata wayang&Malaysia , yang saya dapat adalah, wayang di Malaysia terbagi menjadi dua ada wayang Jawa dan wayang siam, Wayang Siam sungguh berbeda dengan wayang Indonesia dari segi bentuk dan hanya ditampilkan di kalangan rakyat biasa saja.
Sedangkan Wayang Jawa di hanya di tampilkan di kalangan kerajaan Kelantan saja. Walau bahasa pengantar wayang itu adalah bahasa melayu. Apa nggak elit tuh wayang kita disana??(mungkin kalo saya bertemu dengan Manohara atau Tengku Fachri saya mau bertanya soal itu)
Paham yang Salah menimbulkan Sikap yang Salah
Ketika harga diri bangsa seperti di injak masyarakat akan lebih dulu bersikap, aksi demonstrasi, saling serang dan caci maki menjadi sikap awal dan disini dimulainya sabung ayam. Kita bias mengamati itu di media masa dan jejaring social, tapi harus diketahui bahwadalam sebuah konflik akan muncul Efek Teori Archimedes semakin di tekan(press) maka semakin besar pula air perlawanan yang tumpah,(jika kita keras terhadap orang lain orang itu akan keras pula pada kita)
Mungkin bias diwajari sikap dari pihak Malaysia yang menghina indonesia dengan memelintir syai dari Lagu Indonesia Raya yak arena sebelumnya kita pun telah mencoba menjatuhkan bangsa Malaysia dengan memperdebatkan lagu kebangsaan mereka “Negaraku” juga tradisi khas sebagian rakyat Indonesia jika tidak menyukai sesuatu yaitu Bakar Poster dan Bendera.
Seharusnya kedua Bangsa bias menyelesaikan masalah ini dengan cara yang Tepat dan Cepat, bukan demonstrasi ingin putus hubungan diplomatic,caci maki, saling sindir, TOLONG TUNJUKKAN JIWA SANTUN KITA DONG..
Kedua belah bangsa harus bisa belajar dari ini
Dan Bangsa
Mungkin jika ada warga
Kita harus bisa belajar bagaimana memanusiawikan manusia, dengan tidak saling tikam dan saling perbudak,
Bangsa yang Besar adalah bangsa yang berpola pikir besar, santun, arif, bijak, memanfaatkan peluang dengan baik, mementingkan perdamaian dan kemanusiaan
KEEP PEACE TO UNITY
Oleh Aji Supeno Bagus Syam
Akhir akhir ini hubungan Indonesia dan Malaysia semakin memanas, Pasalnya adalah masalah-masalah klasik, soal seni budaya,TKI, Pulau Terluar, dan saling ejek, mungkin disini saya akan lebih fokus dalam hal seni budaya.
Dalam kasus seperti ini saya analogikan sebagai SABUNG AYAM, antara
Pada mulanya(akhir-akhir ini )Tari pendet di klaim Malaysia, sebelunya Wayang, Batik,lagu, Reog, angklung, Rendang padang, kemudian penyiksaan TKI. Saya rasa
Salah Paham, Paham Yang Salah
1. Nasionalisme
Cinta tanah air dan tanah kelahiran adalah suatu hal yang manusiawi,tapi ketika kita sendiri terpecah karena nasionalisme , itulah kesalahannya, Rasullullah bisa mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshor. Bangsa cina juga mencintai dimana ia berada mau dia di Indonesia, Malaysia, India, amerika, pasti dia mengaku sebagai bangsa itu, dan juga mencintai masyarakatnya, Musa bias membebaskan budak dari mesir ketanah mereka yang baru, tapi coba bayangkan Indonesia dengan Malaysia itu berSaudara serumpun, sama-sama negeri yang bermayoritas Islam(ukhuwah islamiyah)punya keserupaan budaya, bahasa yang berakar sama, tapi karena masalah ini kita anggap mereka musuh, mari berpikir objektif dan bukan subjektif, hal ini mungkin akan dimurkai tuhan,
Seharusnya kita bias memamandang manusia sebagai manusia sama seperti kita, gak semua orang
2. Seni budaya
Saya merasa aneh sebagai Putra Ibu Pertiwi
Jadi apa saja product budaya
Kita tahu jika suatu etnik tinggal disuatu tempat, pasti mereka akan menjaga identitas mereka, akan tetap melestarikan budaya nenek moyang mereka kecuali jika mereka telah menjadi masyarakat non clan identity dan manusia yang hilang identitas rasialnya. Seprti itu juga yang terjadi dengan barongsai, tari pendet, dan reog Ponorogo. Bahkan jika budaya itu hidup dan berkembang di Negara lain, baguskan (kabarnya musik dandut mulai digandrungi di Amerika, seneng nggak,,), itu artinya budaya kita di apresiasi dengan baik disana.
Saya merasa sedih saat ini, ketika pemudanya mulai lupa dengan budaya sendiri, Lihat warisan Agung Budaya jawa”Wayang” sekarang pertunjukan wayang sudah jarang kita saksikan di Televisi, jika ada di TVRI, siapa yang mau Nonton hah??dalangnya??atw Sindennya? Padahal sudah ada translate dari bahasa jawa ke bahasa
Sebaliknya saya merasa di hargai ketika saya search di wikipedia, dan mencari kata wayang&Malaysia , yang saya dapat adalah, wayang di Malaysia terbagi menjadi dua ada wayang Jawa dan wayang siam, Wayang Siam sungguh berbeda dengan wayang Indonesia dari segi bentuk dan hanya ditampilkan di kalangan rakyat biasa saja.
Sedangkan Wayang Jawa di hanya di tampilkan di kalangan kerajaan Kelantan saja. Walau bahasa pengantar wayang itu adalah bahasa melayu. Apa nggak elit tuh wayang kita disana??(mungkin kalo saya bertemu dengan Manohara atau Tengku Fachri saya mau bertanya soal itu)
Paham yang Salah menimbulkan Sikap yang Salah
Ketika harga diri bangsa seperti di injak masyarakat akan lebih dulu bersikap, aksi demonstrasi, saling serang dan caci maki menjadi sikap awal dan disini dimulainya sabung ayam. Kita bias mengamati itu di media masa dan jejaring social, tapi harus diketahui bahwadalam sebuah konflik akan muncul Efek Teori Archimedes semakin di tekan(press) maka semakin vesar pula air perlawanan yang tumpah,(jika kita keras terhadap orang lain orang itu akan keras pula pada kita)
Mungkin bias diwajari sikap dari pihak Malaysia yang menghina indonesia dengan memelintir syai dari Lagu Indonesia Raya yak arena sebelumnya kita pun telah mencoba menjatuhkan bangsa Malaysia dengan memperdebatkan lagu kebangsaan mereka “Negaraku” juga tradisi khas sebagian rakyat Indonesia jika tidak menyukai sesuatu yaitu Bakar Poster dan Bendera.
Seharusnya kedua Bangsa bias menyelesaikan masalah ini dengan cara yang Tepat dan Cepat, bukan demonstrasi ingin putus hubungan diplomatic,caci maki, saling sindir, TOLONG TUNJUKKAN JIWA SANTUN KITA DONG..
Kedua belah bangsa harus bias belajar dari ini
Dan Bangsa
Mungkin jika ada warga
Kita harus bias belajar bagaimana memanusiawikan manusia, dengan tidak saling tikam dan saling perbudak,
Bangsa yang Besar adalah bangsa yang berpola pikir besar, santun, arif, bijak, memanfaatkan peluang dengan baik, mementingkan perdamaian dan kemanusiaan
KEEP PEACE TO UNITY
Oleh Aji Supeno Bagus Syam